Sabtu, 01 November 2008

Strategi Data Collection Terbaik !!?

Wah udah lama banget nih draft akhinya dipublish, isinya tentang uneg - uneg kerjaan Data Collection.. begini ceritanya:

Beberapa hari belakangan, dikantor sering terjadi perdebatan sengit antara si bos dan para kroco-kroco-nya.. masalah yang paling hangat adalah "Strategi Data Collection Terbaik" versi si bos dengan "helikopter view"-nya dan versi kroco (-kroco mumet) dengan versi "Grass root view"-nya..

Bos kami memang orang super "ideal" dan "fully equipped with experience" type.. nah karena seringnya bermain dilevel "helikopter" maka suka lupa sama "grass root condition".. dan suka lupa bahwa kadang ada kondisi dimana "other opinion maybe right"..

Lain kandang, lain juga belalang... si-kroco tadi beda kondisinya, karena terlalu "grass root" kadang mikirnya ngga jauh - jauh dari "root"-nya doang... apa ya artinya? gw juga binggung ngejelasinnya.. baca aja terus..........

Maksudnya.. terkadang kita terlalu sibuk dengan cara pandang & lingkungan kita sehingga cara pandang & pemikiran kita menjadi "terkungkung" dan sepertinya tidak bisa menerima pendapat orang lain..

contoh 1: si bos kan emang lingkungannya "helikopter view" sehingga terbiasa dengan konsep dan ide - ide idealis yang tampak bersinar diatas buku - buku teori.. celakanya kalo tuh "helikopter" ngga pernah mendarat... sehingga lupa bagaimana rasanya berada di darat dengan segala keterbatasan ruang gerak (tidak seperti diudara yang dapat bergerak leluasa).. bencana lebih parah kalo si bos malah lebih suka menyalahkan dan jadi "de-motivator" terbaik zaman ini.. kalo udah kaya gitu tuh "helikopter" tinggal nunggu kehabisan "bensin" diudara dan terjun bebas menghantam kroco - kroconya yang ada dibumi... parah!

contoh 2: si kroco (-kroco mumet) juga sudah sangat terbiasa hidup dalam keterbatasan ruang gerak.. sehingga kadang pandangannya hanya lurus kedepan tanpa kanan & kiri.. persis seperti kacamata kuda.. kalo udah gini, masing - masing jadi pada ngurusin kerjaannya sendiri deh, bodo amat sama kroco lain yang lagi kesusahan.. parahnya lagi, kreatifitas dan inovasi menjadi barang langka, yang ada cuma "do what your bos told you to do !"... sama - sama parah!


Lalu sorenya saya terpaksa harus ke"bilik termenung" karena perut melilit... wah kesempatan cari inspirasi sambil nongkrong.. :)

Dibilik tsb muncullah pertanyaan... Apasih strategi terbaik untuk Data Collection?


Kalo dilihat dari sisi output kan sama aja "Get the Data!", masalahnya terdapat tenggat waktu bagi pekerjaan Data Collection kami yang tinggal 1,5 bulan lagi.. nah kalo terbatas seperti ini, apakah masih bisa dengan cara "persuasif" atau "jemput bola"?


Selama ini yang kami lakukan (sesuai petunjuk bos) adalah "persuasif" dengan membujuk "client" untuk memberikan data yang memang seharusnya dilaporkan kepada kami, memberi iming - iming agar client mau memasukkan data tsb kedalam sistem yang "nge-jelimet" karena memang sifat dari sistem ini adalah "self-participatory" data collection. Kenyataan mengajarkan kami (kroco-kroco mumet) bahwa cara tersebut butuh effort memberikan pelatihan dan waktu yang saat ini kami tidak punya lagi..


Kamipun akhirnya menjalankan taktik "jemput bola"... dan nyatanya Berhasil !!! bahkan terlalu berhasil... sehingga kami "kwalahan" untuk masukin tuh semua data, walau judulnya "self-participatory", tetep aja akhirnya kita - kita juga yang ketiban urusan entry.. huh..

Lah trus maksudnya, tuh kroco udah menang dari si-bos nya? ngga juga..

Menurut gw mah strategi terbaik adalah "Right Decision in the Right Time" jadi semua pihak harus sadar kalo emang dibutuhkan kecepatan maka idealisme terkadang harus disingkirkan, beda lagi kalo punya kemewahan waktu, silahkan rancang se idealis mungkin..

Okeh brur.. jangan naek helikopter mulu, jangan juga tiarap mulu...

Banda Aceh,

Juli, 2009

Kamis, 30 Oktober 2008

See More... Do More...

Belakangan ini banyak kejadian yang "membuka" mata dan pikiran saya. Sesaat kadang kita lupa ketika sehat itu bukan jadi barang mewah.. mungkin karena dengan mudahnya asuransi kesehatan dari kantor bisa membayar semua obat dan biaya yang diperlukan... atau emang kitanya yang tidak pernah merasa bahwa sehat adalah nikmat?.. entahlah..


Ternyata ketemu sama Dokter yang mengoperasi saya 2 minggu yang lalu sambil membawa hasil x-ray orang yang rahang nya patah dan terlepas dari tempatnya karena tabrakan membuka mata dan hati saya.. dan saat itupun saya tersentak.. tanpa sadar tangan ini menyentuh rahang saya yang masih utuh dan tetap pada tempatnya ini... alhamdulillah.


Belum lagi Dokter yang meng-operasi saya menceritakan betapa bahagianya ketika seorang anak selesai di operasi bibir sumbing-nya lalu menjadi normal... tanpa diperintah pun tangan ini meraba bibir yang sudah dari awal sempurna... alhamdulillah.


Lalu baru beberapa hari dalam proses penyembuhan luka - luka "kecil" hasil operasi 2 minggu kemarin, datanglah "mantan" pencuci baju di rumah kontrakan kami yang dulu... sambil bercerita bagaimana sakitnya sang Suami ketika harus mengeluarkan batu (sebesar ujung kelingking anak terkecil saya) melalui "pipis"nya... 5 sampai 6 buah batu lagi.... trus setelah keluar batu tersebut maka darah segar akan keluar selama 3 hari berturut-turut... lagi - lagi tanpa terasa HIV (baca: Hasrat Ingin Vivis) saya muncul dan dengan mudahnya "ia" dikeluarkan tanpa ada "benda" lain yang ikut serta... alhamdulillah.


Dan tanpa bisa membayangkan, berapa banyak lagi orang didunia luar sana yang tidak bisa merasakan nikmatnya sehat.. tidak bisa merasakan nikmat nya senyum tanpa bibir yang sumbing atau rahang yang bergerak tidak seirama satu dengan lainnya... atau bahkan sekedar melepaskan "Hasrat Ingin Vivis" tanpa ada sedikitpun rasa sakit menanti..


"Bersyukurlah.. maka akan kutambah nikmat Ku padamu"


Sayapun "akhirnya" berfikir, apakah saya selama ini sudah cukup bersyukur?


Jawabannya baru muncul 2 hari yang lalu, dalam Syukur bukan hanya ucapan dan hati yang terlibat, namun "Tindakan Nyata yang dirasakan orang lain" - lah kunci utama nya.


Saya merasa "Syukur atas Nikmat" yang terbatas dalam ucapan dan hati hanyalah seperti ungkapan "Terima Kasih" anak umur 3 tahun ketika diberi Es Krim tanpa berfikir bagaimana dapat membaginya bahkan kepada orang yang ia kenal dekat sekalipun.


Yang saya sadari akhir - akhir ini, "Syukur atas Nikmat" adalah ungkapan Terima Kasih yang diwujudkan dengan berusaha keras untuk membagi Kenikmatan tersebut bahkan kepada orang yang tidak kita kenal sekalipun.


Untuk itu, step-by-step, menyiapkan langkah sambil melangkah untuk berbuat sekuat tenaga demi terpenuhinya rasa "Syukur atas Nikmat" melalui Program Operasi Bibir Sumbing Gratis. Bersama Dokter yang meng-operasi saya dr. BJ Bismedi SpBP, Istri saya tercinta Dewi Wahyuni dan kawan - kawan se-perasaan...


Semoga Alloh Swt memberikan petunjuk, meneguhkan pikiran, memberikan kekuatan dan menganugrahi ketabahan kepada kami atas usaha "Syukur atas Nikmat" yang akan kami jalani... amiin.


See more... then you will do more... and more...